Jumat, 26 Maret 2021

Komoditas satwa harapan (jangkrik, kroto, ulat sutra, cacing, bekicot, dan lain-lain) yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat

 Pengertian Satwa Harapan

Satwa harapan adalah binatang atau satwa selain binatang yang dipelihara atau diternakan dan diharapkan jika diusahakan akan menghasilkan bahan dan jasa seperti ternak. Dengan kata lain, satwa harapan merupakan satwa liar yang dapat memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis jika dipelihara atau diternakan.


Fungsi & Manfaat

Alasan utama budidaya satwa liar ialah karena alasan ekonomis, karena satwa-satwa tersebut dapat menghasilkan produk, seperti daging, minyak, gading, tanduk, taring, kulit dan lainnya yang mempunyai unsur keindahan.


Salah satunya melalui budidaya dan pengembangan satwa liar menjadi komoditi domestik melalui domestikasi atau penangkaran. Beberapa pola yang dikembangkan adalah game ranching dan game farming.


rusa endemik baweanfaktualnews.co

Prinsip budidaya satwa harapan berkaitan dengan jumlah satwa liar pada batas tertentu yang diambil dari alam, kemudian dilakukan pengembangan dari keturunan-keturunan yang berhasil ditangkarkan. Ada empat syarat untuk mengembangkan komoditi domestik melalui penangkaran, antara lain:


Obyek atau satwa liar harus diperhatikan populasinya di alam, apakah mencukup atau tidak, memperhatikan kondisi spesies meliputi ukuran tubuh dan perilaku, serta proses pemeliharaan dan pemanfaatannya.

Harus menguasai ilmu dan teknologi, meliputi ilmu ekologi satwa liar serta teknologi sesuai perkembangan zaman.

Dibutuhkan tenaga terampil untuk menerapkan konsep ekologi serta pengelolaan penangkaran.

Diperlukan masyarakat dengan sosial budaya sesuai sebagai sasaran utama proses pemasan produk.

baca juga: Mengenal Kelomang, Ciri, Habitat, Jenis, Keunikan & Cara Pelihara

Penangkaran yang bertujuan budidaya harus menyasar pada kepentingan komersil, terutama peningkatan kualitas sehingga metode yang diterapkan dapat meningkatkan jumlah produksi sesuai kaidah ekonomi dan kebutuhan pasar.


Cara ini menerapkan teknologi reproduksi tinggi, seperti inseminasi buatan atau transplantasi embrio agar menghasilkan keturunan yang baik dan terjadi peningkatan genetik. Akan tetapi metode ini hanya boleh diterapkan bagi satwa di penangkaran karena terkait dengan nilai etika dan undang-undang perlindungan satwa liar.



 

Jenis Budidaya Satwa Harapan

Pemeliharaan satwa harapan terkadang juga dilakukan oleh komunitas pencinta satwa yang melakukan pembudidayaan terhadap beberapa jenis satwa, antara lain:


budidaya cacing tanah

Langkah Mudah Beternak Cacing Tanah

carah mudah beternak cacing tanah

 Seorang peternak cacing tanah sedang merawat ternaknya di kandang. (matakata.id)


 

SURABAYA, FaktualNews.co – Cacing tanah adalah termasuk salah satu hewan yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata) dan saya yakin cacing tanah sudah tidak asing lagi di telinga kita semua, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan.


Bagi sebagian orang, cacing merupakan hewan yang menjijikan, namun perlu anda ketahui bahwa sebenarnya cacing tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan khususnya dibidang pertanian dan perikanan.


Mengenal jenis cacing tanah


Ada banyak sekali jenis cacing tanah yang bisa ditemukan didunia, namun yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah jenis: Megascolicidae, Lumbricidae, Genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus.


Dari semua jenis cacing tanah diatas tentu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing jika dibudidayakan, tetapi hanya ada tiga jenis cacing tanah yang paling populer atau diternak di Indonesia yaitu: Pheretima, Perionyx dan Lumbricus.


Karena ketiga jenis cacing tanah tersebut dikenal lebih menyukai media dari bahan-bahan organik yang berasal dari sampah dapur atau pupuk kandang, sehingga dirasa paling mudah untuk menyediakan media sebagai tempat budidaya.


Referensi cacing tanah yang unggul


Dari ke tiga jenis cacing tanah tersebut, jika anda ingin membudidayakanya disarankan untuk memilih jenis Lumbricus Rubellus, karena jenis tersebut yang saya rasa paling unggul untuk di budidayakan karena cacing jenis ini memiliki vitalitas yang bagus, jika dibudidayakan dengan cara yang baik dan benar.


Kelebihan lainnya dari jenis cacing tanah Lumbricus Rubellus adalah dapat menghasilkan telur yang lebih banyak serta kascing yang banyak pula, selain itu sifatnya yang relatif diam dan tidak banyak bergerak sehingga lebih mudah untuk dilakukan penggemukan.


Untuk anda yang ingin mengetahui cara budidaya caing tanah yang tepat, silahkan baca perlahan-lahan artikel berikut ini dan ikuti langkah-langkahnya, jika anda membacanya secara seksama dan sampai selesai, saya yakin anda bisa memahami dan bisa langsung mempraktekanya.


Cara ternak cacing tanah Lumbricus Rubellus


Budidaya cacing tanah lumbricus rubellus sebenarnya sangatlah mudah, namun untuk mendapatkan hasil yang optimal, tentu harus paham dan mengetahui caranya dengan baik dan benar agar nantinya usaha budidaya cacing tanah ini bisa berjalan lancar, dan berikut langkah-langkahnya:


1. Persiapan media ternak cacing tanah


Untuk kelangsungan hidup cacing tanah, maka dibutuhkan media yang mengandung bahan organic lebih banyak, bahan organik sendiri bisa anda dapatkan dengan mudah yaitu berasal dari pupuk kompos atau pupuk kandang dan lainnya.


Kemudian biarkan pupuk tersebut membusuk, karena cacing sangat menyukai media yang mudah membusuk, sebagai sumber makanannya.


2. Persiapan kandang ternak cacing tanah


Setelah media tersedia, langkah selanjutnya adalah menyiapkan kandang untuk budidaya cacing tanah, untuk kandangnya yaitu berbentuk boks atau kotak dari kayu dengan ukuran 90 x 50 x 30 cm, dan jumlahnya sesuaikan dengan luas lahan tempat memelihara cacing tanah tersebut.


Penempatan kandang harus pada lokasi yang terhindar dari sinar matahari secara langsung, karena yang kita tahu cacing sangat sensitive dengan cahaya, untuk bahan kandang harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak bisa menembus cahaya, serta lokasinya harus berada ditempat yang mudah untuk di awasi agar selalu terkondisikan.


3. Persiapan Bibit Induk Cacing tanah


Dalam usaha budidaya cacing tanah, memilih bibit yang unggul adalah suatu hal yang wajib, karena cacing yang sehat akan memiliki potensi pertumbuhan serta perkembangbiakan yang baik nantinya.


Untuk pemula atau peternak dalam skala kecil, bibitnya bisa didapat dari alam bebas, yaitu seperti di tempat pembuangan kotoran unggas atau tempat lainnya yang di sukai cacing tanah.


Namun jika anda ingin budidaya cacing tanah dalam skala besar, sebaiknya membeli bibit untuk indukan dari penyedia bibit yang sudah terpercaya, agar mendapatkan bibit yang unggul.


4. Penebaran Bibit pada media


Apabila semua langkah diatas sudah siap, maka selanjutnya anda bisa langsung menebar bibit cacing tanah pada media (boks), jangan lupa basahi dulu tanah untuk media tersebut dan pastikan PH tanahnya antara 5,5 -7,5.


Untuk isinya yang ideal dalam setiap boksnya adalah sekitar 50-100 ekor cacing, jadi misalnya anda ingin membudidaya cacing untuk 10 boks, maka dibutuhkan sekitar 500-1000 ekor bibit cacing.


Pada hari pertama tebar harus selalu dipantau dan jika ada cacing yang berusaha keluar dari boks berarti bisa dipastikan bahwa media tersebut belum nyaman atau pas untuk cacing, bisa disebabkan karena kadar pH yang tidak tepat atau suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, jadi tugas anda harus mengganti media sampai benar-benar nyaman.


5. Perkembangbiakan cacing tanah


Cacing adalah tergolong hewan hermaprodit atau mampu berubah jenis kelamin, akan tetapi cacing tetap tidak bisa membuahi dirinya sendiri tanpa ada perkawinan dari cacing lain.


Untuk perkembang biakan cacing tanah tergolong sangat cepat karena dari 100 ekor cacing bisa menjadi 100.000 cacing dalam kurun waktu 1 tahun, dikarenakan biasanya sepasang cacing yang kawin akan menghasilkan 1 kokon (telur), yang kemudian telur tersebut akan menetas dalam waktu 2 minggu dan menjadi sekitar 20 ekor cacing setiap telurnya (kokon).


6. Perawatan cacing tanah


Perawatan cacing tanah terbilang sangat mudah, karena tidak memerlukan perawatan khusus yaitu anda cukup memberi pakan setiap hari, dan mengganti media bila sudah saatnya.


Sumber makanan cacing tanah yang paling bagus adalah terbuat dari bahan-bahan organic, seperti kompos yang terbuat dari sampah daun kering atau limbah sayuran, sedangkan untuk pupuk kandang yang bagus yaitu dari kotoran sapi atau kerbau.


Makanan yang anda berikan harus dalam keadaan gembur atau halus yaitu caranya bisa difermentasi terlebih dahulu. Kemudian, hasil fermentasi dicampur dengan air agar sedikit lembek seperti bubur, untuk takaran pakan yaitu menggunakan perbandingan 1:1, misalnya berat cacing 1kg maka anda harus memberikan pakan 1kg juga untuk setiap harinya.


7. Mengganti media ternak cacing tanah


Dalam usaha ternak cacing tanah, hal lain yang harus anda lakukan adalah megganti media ternak, yaitu apabila media sudah berubah menjadi tanah atau kascing (bekas cacing), untuk proses penggantianya pun harus dengan hati-hati agar cacing dan kokon tidak ikut terbuang, penggantian media bisa dilakukan setiap 1-2 bulan sekali.


8. Pengendalian Hama atau Penyakit cacing


Setiap usaha peternakan tentu ada hama atau penyakit yang sering mengganggu, begitupun dalam usaha ternak cacing tanah, adapun hama yang sering mengganggu cacing biasanya berupa hewan predator yaitu seperti: semut, katak, ayam, bebek, dan hewan lainnya, jadi anda harus selalu mengontrol atau menanggulanginya.


9. Masa panen


Apabila budidaya cacing tanah ini sudah anda lakukan dengan tepat, maka cacing tanah bisa anda panen setiap 6 bulan sekali, yang cara pemanenanya juga terbilang sangat mudah.


Cara panen cacing yaitu dengan cara memberikan lampu atau cahaya dipermukaan media, karena cacing sangat sensitif sama cahaya, maka dengan begitu cacing akan naik kepermukaan dan berkumpul sehingga memudahkan untuk memanen cacing tersebut.


Jika pada saat dipanen masih terdapat Kokon (telur cacing), maka kita harus mengambilnya dan memindahkan kemedia baru agar kokon bisa menetas kembali.


 

budidaya jangkrik

budidaya burung puyuh

budidaya kroto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar