Karakter dan Teknik Pengolahan Bahan Lunak
Setelah kita memahami berbagai jenis bahan lunak kita akan membahas mengenai karakteristik dan teknik pengolahan bahan lunak ketika akan dijadikan kerajinan.
1. Karakter Bahan Lunak
Salah satu bentuk kerajinan bahan lunak yang paling mudah di jumpai di Indonesia berupa keramik, tembikar atau gerabah. Seni kerajinan keramik identik dengan kerajinan tangan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang dibuat dengan melalui berbagai proses. Indonesia memiliki aneka ragan kerajinan keramik dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas pada keunikan bentuk, teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan keramik, seperti pijit, butsir, pili, pembakaran, dan proses terakhir berupa glatsir sehingga menghasilkan sebuah produk hias yang indah. Selain memiliki ciri khas tertentu, karakteristik tanah sebagau bahan kerajinan secara garis besar dapat dibedakan menjadi kaolin, tanah tahan api, tanah liat, dan tanah merah.
a. Karakteristik jenis kaolin
Tanah jenis ini identik dengan jenis tanah liat murni yang halus dan berwarna putih, di alam sering bercampur dengan bahan lain sehingga warnanya, putih gading, abu-abu, atau hitam kopi.
b. Karakteristik jenis tanah tahan api
Tanah jenis ini identik dengan jenis tanah liat yang memiliki kemampuan dapat menahan api (sifat refraktori). Tanah ini biasanya digunakan untuk membuat batu bata tahan api, dalam pembuatan tungku pembakaran keramik, pembuatan tanur tinggi peleburan logam ataupun keperluan lainnya.
c. Karakteristik jenis tanah liat (lempung)
Tanah liat yang baik terdiri dari kristal-kristal yang dibentuk oleh mineral-mineral koalinite, dengan komposisi silika 47%, alumina 39%, dan air 14%. Jenis warna tahan liat sangat banyak, dan bergantung dari komposisi bahan serta campuran bahan lainnya. Tanah liat dihasilkan oleh alam yang berasal dari pelapukan kerak bumi. Tanah liat memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut.
1) Bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas 1.000°C.
2) Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
3) Sulit menyerap air sehingga lahan yang berupa tanah liat primer tidak cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian.
4) Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
d. Karakteristik jenis tanah merah
Tanah jenis ini identik dengan tanah liat yang memiliki warna kemerah-merahan serta umum digunakan untuk pembuatan batu bata kerawangan, batu-bata, pipa riul, dan genting.
2. Teknik Pengolahan Bahan Lunak
Beberapa teknik dalam pembuatan karya kerajinan berdasarkan bahan lunak antara lain sebagai berikut.
a. Teknik mengukir
Teknik ini identik dengan kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi, (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.
b. Teknik menenun
Teknik ini pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Pada saat membuat anyaman, cukup melakukannya dengan tangan (menual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.
c. Teknik menganyam
Teknik ini dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam untuk keranjang, tikar, topi, dan tas.
d. Teknik membordir dan menyulam
Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Oleh karenannya, ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhartikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir bisa diterjemahkan sebagai suatu hiasan dari benang pada kain.
e. Teknik membentuk
Teknik ini umumnya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk, antara lain sebagai berikut.
1) Teknik cetak
Terdapat dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu sebagai berikut.
a) Teknik a cire perdue (sekali cetak)
Teknik a cire perdue atau yang lebih dikenal dengan cetakan lilin, adalah teknik yang digunakan untuk membuat bentuk benda yang diinginkan dengan menggunakan lilin sebagai media cetak. Teknik ini identik dengan teknik untuk menghasilkan produk sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak.
b) Teknik bivalve (cetak berulang)
Teknik bivalve identik dengan teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal seperti alat-alat rumah tangga berupa piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
2) Teknik coil (lilit pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajn keramik.
3) Teknik putar (throwing)
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional umumnya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperi gentong dan guci.
f. Teknik lempeng
Teknik lempeng (slabing) merupakan teknik untuk membuat gerabah berbentuk kubus (kubistis) dengan permukaan yang rata. Teknik imi diawali dengan pembuatan lempengan tanah liat menggunakan rol kayu penggilas. Kemudian lempengan dipotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Tahan akhir diberi hiasan dengan cara ditoreh atau dipahat pada saat tanah setengan kering.
g. Teknik pijat
Teknik pijat (pinching) merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara memijat tanah liat menggunakan tangan, sambil dibentuk sesuai dengan bentuk benda yang diinginkan. Tujuan pemijatan identik dengan agar tanah liat lebih padat dan tidak mudah mengelupas. Proses finishing dilakukan dengan menghaluskan bentuk kerajinan menggunakan kuas ataupun kain halus.
h. Teknik pilin
Teknik pilin adalah cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Teknik ini dilakukam dengan memilin tanah liat, kemudian disusun secara melingkar sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
i. Teknik cetak tekan
Teknik cetak tekan dilakukan dengam menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untik mendapatkan hasil dengan waktu yang singkat atau cepat.
j. Teknik cor
Teknik cor digunakan untuk membuat gerabah dengan acuan alat cetak. Pada teknik ini tentu saja tanah liat yang digunakan adalah tanah liat cair.
Thank you ever so for you article post.
I always spent my half an hour to read this web site’s articles or reviews daily along with a mug of coffee.